Pancar.id, Sulawesi Barat – Ungkapan pribahasa “Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya” atau yang dimaknai sifat atau kelakukan seorang anak tidak jauh dari orangtuanya bisa dikatakan sangat cocok sekali untuk menggambarkan sosok gadis milenial ini.
Hasria Hasri namanya. Gadis muda asal Barane, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat ini dikenal sebagai sosok inspiratif berkat usahanya yang aktif dalam melakukan konservasi penyu.
Wanita yang kelahiran Majene, 2 Juni 2003 itu mulai aktif melakukan konservasi penyu sejak 2015. Perempuan yang kini berusia 18 tahun itu melakukan kegiatan konservasi karena mengikuti jejak sang ayah yang juga berperan aktif dalam melindungi telur-telur hewan bernama latin Chelonioidea itu.
Gadis yang akrab disapa Hasria ini mengaku kepeduliannya terhadap penyu berawal dari rasa keingintahuannya atas aktivitas sang ayah yang sering mengamankan dan menetaskan telur penyu.
Diakuinya juga bahwa aksinya tersebut sudah ia lakukan saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau tepatnya saat berusia 12 tahun bersama sang ayah dan hingga kini sudah berjalan enam tahun.
Selain disibukan dengan jadwal kuliah, Mahasiswi program studi (Prodi) Budidaya Perairan, Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) Angkatan 2021 itu juga membagi waktunya untuk mengumpulkan telur penyu di wilayah pesisir Majene, mulai dari Pantai Dato, Pamboang, hingga Malunda.
Telur yang berhasil dikumpulkannya itu pun kemudian dibawa ke tempat konservasinya yaitu di Pantai Barane. Langkah tersebut dilakukan Hasria untuk mengamankan telur penyu dari peredator alami, termasuk juga perburuan oleh manusia untuk dijual dan dikonsumsi.
Baca: Cara Unik Muhammad Yusri Mendirikan Sahabat Penyu
Nantinya, telur yang dikumpulkan tersebut akan ditempatkan di sarang semi alami, selama kurang lebih 54 hari hingga menetas. Tercatat, sejak 2019 s.d 2022, sudah ada sekitar 2.300 butir telur penyu yang telah berhasil diamankannya.
Kemudian sekitar 1.087 ekor tukik yang menetas juga telah dilepas ke alam bebas. Diketahui, sejauh ini jenis penyu yang dikonservasi oleh Hasria adalah jenis lekang dan sisik.
Perempuan yang bercita-cita menjadi Menteri Keluatan dan Perikanan itu menyadari bahwa aksinya dalam melestarikan penyu butuh keterlibatan banyak pihak. Oleh karena itulah, Hasria pun kemudian mendirikan Komunitas Barane Lestari atau yang lebih dikenal dengan nama Kobar Lestar pada 2021.
Komunitas yang beranggotakan para pemuda setempat itu pun ikut terlibat untuk menjaga kelestarian penyu di pantai Barane. Berkat peran aktifnya dalam melindungi penyu, membuatnya mendapatkan berbagai penghargaan.
Seperti penghargaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan pada 2020, dikarenakan aktif dalam mendukung pelestarian penyu di pantai Majene.
Selanjutnya ada juga penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem tahun 2021 yang dinobatkan sebagai perempuan milenial pemerhati penyu serta beberapa penghargaan lain baik dari kampus Unsulbar, pemerintah setempat hingga sekolah.