Pancar.id, Jakarta – Seperti yang diketahui bahwa hingga saat ini tanaman gandum menjadi salah satu bahan untuk makanan pokok yang umum di dunia, khususnya di negara-negara barat serta timur tengah yang mengandalkannya sebagai bahan dasar dalam membuat roti.
Selain itu, olahan gandum juga kerap dijadikan sebagai bahan untuk berbagai jenis makanan. Tak hanya di luar negeri, di Indonesia, mengonsumsi gandum sudah menjadi hal yang umum dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
Mulai dari makanan khas lokal, hingga makanan yang diadaptasi dari luar negeri, sudah kerap dikonsumsi masyarakat dan semuanya tidak bisa terlepas dari penggunaan tepung terigu sebagai bahan dasarnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian Amerika Serikat, tercatat konsumsi gandum Indonesia sendiri mencapai 10,4 juta ton per tahunnya. Artinya, setiap penduduk di Indonesia setidaknya mengonsumsi lebih dari 30 kilogram gandum setiap tahun.
Namun di sisi lain, Indonesia sendiri bukanlah negara produsen gandum. Sebab, jika mengacu secara sifat alami tanaman gandum, memang karakteristik tanaman yang satu ini kurang cocok apabila ditanam di Indonesia. Karena mengingat Indonesia juga tergolong sebagai negara yang masuk ke dalam kategori beriklim tropis.
Oleh sebab itulah, sebagai solusinya, impor gandum pun harus dilakukan. Lantas, dengan adanya konsumsi gandum yang tergolong tinggi dan benar-benar bergantung pada impor, apakah ada upaya untuk membudidayakan tanaman gandum ini agar cocok ditanam di Indonesia?
Berdasarkan sejarahnya, tanaman gandum ternyata sudah sejak lama diperkenalkan di Indonesia, tepatnya sekitar abad ke-18 oleh Pemerintahan Kolonial Belanda. Secara perlahan, popularitas makanan olahan gandum sebagai pangan konsumsi pun semakin meningkat sampai dengan sekarang.
Sementara itu, berbicara mengenai upaya penanaman gandum di Indonesia, hingga saat ini masih dalam upaya pengembangan. Berdasarkan data dari situs Balai Penelitian Tanaman Serealia Kementerian Pertanian, diketahui upaya tersebut sudah dimulai sejak 1978-an, sementara untuk penelitian terkait hal ini sudah dilakukan sejak 1969-an.
Saat itu, Kementerian Pertanian sendiri sudah sempat melakukan uji adaptasi gandum di daerah Kabanjahe, Sumatra Utara dan hasilnya sebanyak 4 ton per hektare gandum pun bisa dipanen. Namun sayangnya tak ada dokumen atau pendataan lebih lanjut mengenai hal ini, sehingga upayanya pun pada akhirnya tidak dilanjutkan.
Baca: Indonesia Berpotensi Jadi Eksportir Wig Nomor Wahid
Tak berhenti sampai disana saja, berbagai penelitian dan percobaan mengenai penanaman gandum di Indonesia juga semakin dikembangkan oleh Kementerian Pertanian dan berbagai lembaga atau institusi yang berkaitan dengan pertanian.
Tercatat, ladang-ladang gandum yang ditujukan sebagai pengembangan itu juga sudah mulai tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, baik dengan kondisi geografis di dataran sedang maupun dataran tinggi dengan daerahnya meliputi Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Selatan (Sulsel), Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng), Sumatra Barat (Sumbar), hingga Papua.
Bersumber dari data Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Kementan, Papua dan NTT pun tercatat sebagai lokasi yang menjadi perhatian untuk penanaman gandum dengan potensi yang bagus.
Diperkirakan potensi penanaman di Papua mencapai 976 ribu hektare, sementara NTT mencapai 52 ribu hektare. Di satu sisi, ada juga penelitian yang menunjukkan jika gandum yang ditanam di wilayah dataran rendah bisa memiliki waktu panen yang lebih cepat.
Peneliti Balitbangtan Kementerian Pertanian, Karlina Syahruddin menyebutkan jika saat ini Indonesia juga sudah mempunyai varian gandum tropis yang dinamakan gandum spring. Gandum tersebut merupakan tipe yang bisa memiliki hasil panen bagus untuk wilayah tropis.
“Untuk kriteria wilayahnya paling tidak memiliki ketinggian di atas 1000 meter diatas permukaan laut (mdpl),” kata Karina dalam situs Litbang Pertanian belum lama ini.
Di sisi lain juga saat ini beberapa varietas gandum lokal pun sudah banyak yang dikembangkan melalui kerjasama dengan berbagai pihak, mulai dari Kementerian Pertanian, institusi pendidikan, hingga Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
Diketahui beberapa varietas gandum lokal tersebut diantaranya, Timor, Nias, Selayar, Dewata, Gandum Untuk Rakyat Indonesia (GURI)-1, GURI-2, GANESHA, GURI-3 Agritan, GURI-4 Agritan, GURI-5 Agritan, GURI-6 Agritan, dan GURI-7 Agritan.
Sementara Balitsereal juga menyebutkan, apabila hal yang menjadi tantangannya saat ini adalah penanaman gandum di dataran yang ketinggiannya di bawah 800 meter diatas permukaan laut (mdpl). Upaya ini tentunya perlu rekayasa genetika dan bioteknologi agar Indonesia bisa memiliki varian gandum yang benar-benar unggul.
Silakan tonton berbagai video menarik di sini: