Caraka

BPS Prediksi Produksi Padi Tahun Ini Naik

×

BPS Prediksi Produksi Padi Tahun Ini Naik

Sebarkan artikel ini

 

Pancar.id, Jakarta – Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras akan mengalami kenaikan di tahun ini. Perhitungan mengenai luas panen untuk angka sementara itu dilakukan dengan menggunakan metodologi yang mengintegrasikan dua sistem pengumpulan data.

Diketahui, dua sistem pengumpulan data tersebut yaitu KSA dan ubinan yang berbasis kepada subsegmen KSA, yang dilakukan pada September 2022 lalu. Berdasarkan hasil penghitungan BPS, tercatat produksi beras nasional 2022 diperkirakan mencapai 32,07 juta ton atau naik 0,72 juta ton dibandingkan 2021 yang mencapai 31,36 juta ton. 

Selain itu, untuk menghasilkan estimasi luas panen, survei KSA juga memberikan gambaran terkait fase amat padi lainnya, seperti luas fase vegetatif awal, vegetatif akhir, generatif, potensi gagal panen, dan luas sawah serta ladang yang sedang tidak ditanami padi.

Dalam konferensi pers-nya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto menjelaskan bahwa dalam periode Oktober s.d Desember 2022 mendatang, produksi beras nasional diperkirakan akan mencapai 5,90 juta ton dan ada peningkatan produksi hingga 0,78 juta ton, atau 15,12 persen dari periode yang sama di 2021, yakni 5,13 juta ton.

“Tak hanya itu saja, BPS juga saat ini sudah mengeluarkan gabah, beras tercecer, dan beras bukan untuk pangan dalam penghitungan produksi beras tersebut. Sehingga dengan kata lain, perkiraan angka produksi itu merupakan beras yang merupakan bahan pangan bagi masyarakat,” kata Setianto belum lama ini.

Setianto menambahkan, untuk penghitungan luas panen sendiri dilakukan dengan metode KSA yang menggunakan informasi luas baku sawah (LBS) terverifikasi melalui Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang atau Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang LBS pada 2019. 

“Hasil keputusan itu, pada 2019, LBS mencatatkan luas panen secara total yakni 7,46 juta hektare. Kemudian berdasarkan metode KSA itu jugalah, luas panen padi nasional 2022 sementara ini mencapai 10,61 juta hektare yang mengalami kenaikan 0,19 juta hektare atau 1,87 persen dibandingkan 2021 yang tercatat seluas 10,41 juta hektare,” tambahnya.

Setianto juga menjelaskan, salah satu faktor pendorong peningkatan luas panen tersebut adalah kembali terairinya sejumlah lahan sawah yang sebelumnya tidak terairi akibat sumber air, waduk, atau dam rusak karena banjir. 

Baca: Porang Diprediksi Akan Jadi Pangan Masa Depan

“Adapun untuk penyumbang utama peningkatan luas panen pada 2022 ini, secara year on year diperkirakan berasal dari Provinsi Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Barat. Ketiga provinsi tersebut secara berurutan mengalami peningkatan sebesar 81,19 ribu hektare atau 5,06 persen, dan meningkat 56,95 ribu hektare atau 5,78 persen, dan 48,95 ribu hektare atau 21,93 persen dari 2021,” jelasnya.

Jadi potensi luas panen padi, lanjut Setianto, sepanjang 3 bulan ke depan untuk Oktober s.d Desember 2022 mendatang diperkirakan mencapai 1,91 juta hektare, atau meningkat 0,27 juta hektare, atau meningkat 16,54 persen jika dibandingkan dengan realisasi luas panen 2021 lalu yang sebesar 1,64 juta hektare.

“Sejalan dengan peningkatan luas panen padi nasional 2022, maka ada potensi peningkatan produktivitas padi nasional dalam kualitas gabah panen yang diperkirakan mencapai 62,77 kuintal per hektare dan naik 0,27 kuintal per hektare, atau 0,43 persen dibandingkan 2021,” ucapnya.

Sementara itu, Setianto menerangkan, dalam bentuk kualitas gabah kering giling (GKG), diperkirakan pada 2022 akan mencapai 52,49 kuintal per hektare, dan meningkat 0,23 kuintal per hektare, atau 0,44 persen dibandingkan 2021. 

“Dengan peningkatan luas panen dan produktivitas padi itu, maka produksi padi nasional GKG pada 2022 juga diperkirakan akan mencapai 55,67 juta ton, dan meningkat 1,25 juta ton, atau naik 2,31 persen dibandingkan dengan 2021 yang sebesar 54,42 juta ton,” terangnya.

Dalam kesempatan itu, Setianto mengungkapkan, salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan hasil produksi padi itu adalah program pendampingan intensif kepada petani terkait penggunaan pupuk yang tepat di musim penghujan serta kembali terairinya sejumlah lahan sawah yang sebelumnya tidak terairi, akibat sumber air atau waduk rusak karena bencana banjir. 

“Kami memperkirakan potensi produksi padi GKG sepanjang 3 bulan ini mencapai 10,24 juta ton, atau meningkat sebesar 1,34 juta ton, atau naik 15,06 persen dibandingkan peridoe yang sama di 2021 yang sebesar 8,90 juta ton,” ungkapnya.

Silakan tonton berbagai video menarik di sini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!