Caraka

Namanya Ajag, Anjing Hutan Asli Indonesia yang Terancam Punah

×

Namanya Ajag, Anjing Hutan Asli Indonesia yang Terancam Punah

Sebarkan artikel ini

Pancar.id, Jakarta – Anjing menjadi salah satu hewan peliharaan yang menggemaskan. Sifatnya yang setia dan pintar, berhasil membuat orang-orang tertarik untuk memelihara hewan yang ini. Namun tahukah kamu? Indonesia ternyata memiliki jenis anjing langka bernama Ajak atau Ajag.

Ajag atau dalam bahasa Inggris dinamakan dhole ini, merupakan spesies anjing liar yang mirip dengan serigala. Ajag juga dikenal sebagai salah satu jenis anjing predator yang memangsa hewan-hewan seperti rusa, domba, dan hewan-hewan kecil. 

Akan tetapi sayangnya spesies anjing hutan asal Indonesia ini ternyata sudah dikategorikan sebagai hewan langka, bahkan terancam punah.

Bernama latin Cuon alpinus, Ajag merupakan spesies anjing dengan perawakan sedang dan memiliki bobot sekitar 12 s.d 18 kilogram serta tinggi 42 s.d 55 centimeter. 

Menariknya, Ajag ini memiliki tampilan yang menyerupai serigala berwarna merah dengan ukuran yang sedikit lebih besar dibandingkan serigala. Tak hanya itu saja, sorot matanya yang berwarna kekuningan juga semakin menambah kemiripannya dengan serigala ditambah juga ekornya yang lebat dan hitam.

Sayangnya, anjing asli Indonesia ini sangat jarang sekali disebut namanya. Sementara itu, di Indonesia sendiri, ada dua jenis spesies Ajag yaitu Cuon alpinus javanicus atau anjing hutan Jawa dan Cuon alpinus sumatrensis atau anjing hutan Sumatra. 

Biasanya, Orang Jawa menyebut Ajag dengan sebutan asu kikik. Tak hanya di Indonesia, anjing hutan Ajag juga tersebar di Bangladesh, Bhutan, Kamboja, Thailand, Vietnam, Myanmar, Mongolia, Laos, Russia, dan Malaysia.

Sementara di Indonesia, diketahui Ajag berada di Taman Nasional Alas Purwo, Baluran, Gede Pangrango, Halimun Salak, Ujung Kulon, Taman Nasional Gunung Leuser dan Kerinci Seblat daerah Sumatra.

Baca: Mengenal Febri, Elang Flores yang Dilindungi

Anjing dengan lolongan keras ini juga dikenal sebagai anjing predator aktif. Kendati hidupnya berkelompok, namun dalam kondisi tertentu anjing ini dapat hidup secara individu dan berpasangan. 

Ajag biasanya akan memangsa kelinci, babi hutan, kancil, kijang dan rusa sebagai makanannya. Selain itu, Ajag juga mampu melahap daging sebanyak 4 kilogram dalam kurun waktu satu jam dan terkenal sangat menyukai air. 

Setelah mengkonsumsi daging buruan, Ajag suka meminum air dan memiliki kebiasaan untuk beraktivitas di pinggir perairan. Anjing hutan ini juga menempati dataran tinggi seperti perbukitan dan pegunungan serta menyukai dataran berumput seperti sabana dan hutan belantara. 

Hal itu dikarenakan tubuh Ajag yang ramping dan dinamis, sehingga memudahkan Ajag untuk beradaptasi di berbagai lingkungan buruan. Meskipun begitu, sebenarnya Ajag sendiri memiliki sifat pemalu dan berusaha untuk tidak melakukan konfrontasi terlebih dahulu.

Sedangkan terkait kasus penyerangan oleh sekelompok Ajag kepada hewan ternak, sebagian besarnya terjadi karena semakin menghilangnya hewan buruan dan habitat tempat tinggal Ajag yang diubah menjadi pemukiman atau perkebunan.

Saat ini, populasi Ajag setiap tahunnya terus mengalami penurunan dan kabar buruknya, menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List, Ajag dikategorikan sebagai hewan dalam status konservasi Endangered atau terancam punah. 

Pasalnya saat ini keberadaan Ajag di Indonesia sendiri hanya berjumlah 2.200 ekor saja dan dikhawatirkan populasi Ajag juga akan terus menurun dikarenakan masyarakat menganggap Ajag sebagai hama dan predator yang merugikan masyarakat.

Silakan tonton berbagai video menarik di sini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!