Pancar.id, Jakarta – Lima lengan raksasa sepanjang 60 meter berputar elok 360 derajat tanpa halangan. Bertopang lima rangka baja membentuk menara atau tower setinggi antara 65 s.d 80 meter. Kelima lengan bernama jib ini pun bergerak gemulai seolah barisan penari.
Tepat di bawah kelima lengan-lengan mekanis itu, ada sebuah bangunan besar berbentuk lingkaran tanpa atap. Apabila dilihat dari udara, bagian dalam bangunannya tampak berundak-undak sementara di tengahnya tampak kosong dan sepintas terlihat seperti bentuk stadion.
Ya, inilah infrastruktur olahraga terbaru yang saat ini sedang dikerjakan di kawasan Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat. Indonesia Arena namanya. Sebuah stadion tertutup atau indoor stadium berkelas dunia ini merupakan karya anak bangsa.
Menempati lahan seluas 31.826 meter persegi dan tapak bangunan 21.304 meter persegi, Indonesia Arena akan menjadi bagian dari kompleks olahraga seluas 295 hektare. Posisi Indonesia Arena akan diapit oleh Lapangan Panahan dan Hall Basket serta Lapangan Squash.
Desain dari stadion tertutup berkapasitas 16.088 orang itu dibuat secara bersama oleh rumah produksi dalam negeri yakni Aboday, Alien Design Consultant dan Svein Studio.
Kemudian untuk kontraktor pembangunannya diserahkan kepada konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya yang terdiri dari PT Adhi Karya, PT Nindya Karya, dan PT Penta yang bekerja di bawah pengawasan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR).
Diketahui, infrastruktur bergaya modern itu sendiri sengaja dibangun untuk menjawab terpilihnya Indonesia, Filipina, dan Jepang sebagai tuan rumah bersama Piala Dunia Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) tahun 2023.
Kepastian tuan bersama itu didapatkan setelah FIBA memilih Jepang, Filipina, dan Indonesia sebagai trisula tuan rumah Piala Dunia FIBA 2023 pada 9 Desember 2017 lalu. Ketiga negara itu juga berhasil menyisihkan kandidat tuan rumah bersama lainnya, yakni Argentina dan Uruguay.
Tentunya hal ini merupakan pengalaman pertama bagi Indonesia menjadi host Piala Dunia FIBA. Sebagai tuan rumah, FIBA memberikan syarat harus adanya venue berkapasitas minimal 8.000 orang.
Rencananya, Piala Dunia FIBA 2023 ini akan diadakan pada 25 Agustus s.d 10 September 2023, dan diikuti 32 negara di dunia serta akan bertanding di lima venue.
Sebagai tuan rumah untuk pertama kalinya, Indonesia hanya mempunyai Istora Gelora Bung Karno berkapasitas 7.500 orang setelah direnovasi untuk kepentingan Asian Games 2018.
Namun pada 19 Februari 2020, Presiden Joko Widodo menggelar rapat kabinet terbatas di Istana Merdeka, Jakarta dengan hasil meminta menteri-menterinya untuk segera membangun arena baru.
Usai rapat pejabat terkait langsung sat set. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno langsung bergerak cepat.
Keempat menteri itu memutuskan untuk memakai lahan landasan helikopter di antara Lapangan Panahan dan Hall Basket sebagai lokasi Indonesia Arena dan pada Desember 2021, konstruksi pembangunan dimulai.
Baca: Menanti Piala Dunia U-20 Tahun 2023 di Indonesia
Nantinya, stadion berlantai lima itu akan dilengkapi sebuah lapangan utama, dua lapangan latihan, ruang ganti pemain, kolam jacuzi, kamar bilas, toilet penonton, tribun VVIP berbentuk royal box, ruang kerja media dan konferensi pers, lift, dan eskalator.
Selanjutnya, untuk sistem pelantang suara yang digunakannya adalah akustik, dan alam ada jumbotron berbentuk layar LED ukuran raksasa empat sudut tergantung di langit-langit tengah.
Selain itu, akan ada tribun tier 2 s.d 3 berbentuk permanen dan tier 1 berteknologi telescopic tribune atau tribun yang dapat dilipat secara otomatis.
Kemungkinan, kapasitas penonton berkurang menjadi 13.500 orang saja.
Sehingga ukuran lapangan dari semula 77 meter x 47 meter, bisa diperbesar menjadi panjang 80 s.d 85 meter dan lebar 46 s.d 55 meter.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa saat ini pembangunan stadion yang sudah memasuki fase pemasangan rangka atap yang dilaksanakan dengan teknologi konstruksi Building Information Modelling (BIM) berbasis industri 4.0.
“Kami menargertkan pembangunan stadion bisa rampung pada Desember 2022, atau lebih cepat dari rencana Maret 2023. Sehingga, kami bisa memiliki waktu persiapan untuk Piala Dunia FIBA 2023 mendatang. Dengan demikian, bisa digunakan untuk latihan para atlet,” kata Menteri Basuki sebagaimana dilansir dari indonesia.go.id.
Menariknya, Indonesia Arena nantinya tak hanya akan dijadikan sebagai venue pertandingan basket saja. Akan tetapi juga dapat dipakai untuk pertandingan bulu tangkis, bola voli, tenis, atletik indoor, tinju, Mix Martial Arts (MMA), hingga untuk keperluan lain seperti konser musik.
Hal tersebut dilakukan agar pengelolanya bisa membiayai sendiri perawatan Indonesia Arena. Sementara itu, stadion Indonesia Arena nantinya akan berbentuk seperti keranjang anyaman yang memiliki makna semangat gotong royong bangsa Indonesia yang didasari keberagaman, namun bersatu membentuk bangsa yang kuat.
Sebelumnya, pada awal Juli 2022 lalu, Presiden FIBA, Hamane Niang dengan didampingi Direktur Kompetisi dan Olahraga FIBA, Predrag Bogosavljev mengunjungi proyek pembangunan Indonesia Arena. Bahkan sebelumnya, Sekretaris Jenderal FIBA, Andreas Zagklis pun sudah terlebih dulu menengok pembangunan stadion.
Mereka semua mengaku puas dengan pengerjaan Indonesia Arena. Tak hanya itu saja, Presiden FIBA, Hamane Niang juga berharap pada Maret 2023 mendatang, Indonesia Arena sudah bisa dipakai untuk laga uji coba.
Sementara Bogosavljev menyatakan bahwa arena tertutup itu akan menjadi salah satu venue indoor terbaik di Asia dan sudah sesuai dengan standar FIBA. Sedangkan Zagklis sendiri mengagumi desain Gedung Olahraga (GOR) itu dikarenakan menerapkan unsur futuristik dan konsep hijau, yakni ramah lingkungan dan hemat energi.
Zagklis menilai konsep yang ada pada GOR tersebut mirip dengan konsep berkelanjutan dari markas FIBA, Patrick Baumann The House of Basketball yang berkantor pusat di Mies, Swiss dan tergolong ramah energi dikarenakan dua pertiga dindingnya adalah kaca.
Silakan tonton berbagai video menarik di sini: