Kembara

Madumongso, Kuliner Kuno dari Ponorogo

×

Madumongso, Kuliner Kuno dari Ponorogo

Sebarkan artikel ini

Pancar.id, Jawa Timur – Jika menyebutkan satu makanan manis khas Indonesia dan mirip dodol, sontak pikiran kita melayang pada kudapan khas Ponorogo, Jawa Timur. Madu mongso namanya. Namun juga bisa disambungkan menjadi madumongso.

Madumongso sendiri merupakan kudapan berbahan fermentasi ketan hitam yang kemudian dimasak dengan campuran gula. Dalam proses memasaknya, madumongso ini memerlukan waktu yang lama sehingga menjadi jenang atau dodol.

Akan tetapi, yang membedakan kuliner ini dengan dodol adalah bungkus kemasannya yang menggunakan plastik serta kertas beraneka warna. Warna kertas yang digunakan umumnya merupakan warna-warna mencolok dengan aksesori atau bentuk kemasan yang mampu menarik perhatian.

Nama Madumongso sendiri berasal dari dua kata, yakni madu dan mongso. Menurut laman Kompasiana, madu bermakna cairan manis dari tumbuhan sementara mongso berarti makanan. Tetapi, sumber lain menyebutkan jika mongso berakar dari kata rumongso yang berarti dipikir atau dikira.

Dengan demikian, madumongso dimaksudkan sebagai makanan yang manisnya dikira serupa dengan madu. Bisa juga disimpulkan jika madumongso adalah makanan semanis madu yang siap untuk disantap. 

Baca : Gulo Puan, Kudapan Palembang untuk Para Bangsawan

Madumongso termasuk makanan yang sudah mulai jarang ditemui. Walau terkadang, madumongso muncul sebagai hidangan acara-acara perhelatan atau lebaran. Tetapi kehadirannya yang cukup jarang ini membuat madumongso tidak begitu banyak diketahui masyarakat. 

Padahal jika ditilik ke belakang, madumongso ini diperkirakan telah ada sejak zaman Mataram Kuno dan cukup populer di kalangan masyarakat lantaran menjadi makanan istimewa yang khusus diperuntukkan untuk para raja dan bangsawan saja. Hal tersebut dikarenakan pada zamannya, ketan hitam yang menjadi bahan baku utama terbilang mahal dan sulit di dapat.

Untuk membuat madumongso secara mandiri, diperlukan beras ketan hitam yang telah difermentasi menjadi tape. Setelahnya, tape dimasak bersama dengan gula pasir, ragi, dan santan kental. Lalu masak hingga menjadi jenang. Biasanya proses tersebut memakan waktu selama 4 jam.

Kendati terdengar sederhana dan mudah, namun ada beberapa hal yang seharusnya diperhatikan ketika membuat madumongso. Pertama, adalah memerhatikan kualitas ketan hitam yang akan difermentasi. Ketan hitam yang digunakan haruslah dalam keadaan bagus sehingga hasil fermentasinya pun bagus.

Kedua, saat merebus santan haruslah menunggu hingga santan mengeluarkan minyak. Ketiga, saat memasak harus memastikan jika suhu apinya stabil, namun ketika madumongso hampir matang, maka apinya harus dikecilkan. Terakhir, agar madumongso semakin nikmat maka tambahkan pula air fermentasi tape ketan hitamnya.

Silakan tonton berbagai video menarik di sini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!