Judul: Skripshit: Kisah Sesat Mahasiswa Abadi
Penulis: Alitt Susanto
Penerbit: Bukune
Terbit: Januari 2013
Halaman: 304
Pancar.id – Skripshit adalah buku kedua yang berhasil ditelurkan Alitt Susanto namun menjadi buku pertama yang saya baca. Bukunya tidak begitu tebal, cukup normal untuk ukuran novel. Sebanding dengan isinya yang tebal dan kaya akan pesan moral, penuh lika-liku tetapi lucu, pun terdapat banyak derita yang pada akhirnya cukup untuk ditertawakan saja.
Sesuai judulnya, buku ini mencakup perjalanan dan perjuangan hidup Alitt Susanto sebagai mahasiswa abadi alias mahasiswa paling lama (mapala). Dia kudu pinter-pinter ngeles dari pertanyaan umum seputar “Kakak angkatan berapa?”, “Kamu kok kuliah tapi gak lulus-lulus?”, atau yang paling santer “Kapan wisuda?”.
Namun dia mengaku jika sebenarnya tidak lulus itu merupakan pilihannya sendiri. Dimata Alitt, dia lebih baik berstatus sebagai mahasiswa Tuna-Wisuda ketimbang Sarjana Pengangguran. Dia selalu terngiang-ngiang petuah dari negeri seberang bahwa wisuda adalah pengangguran yang tertunda.
Sekilas, terdengar seperti petuah yang membuat pembaca dapat jauh ‘tersesat’. Tetapi pembaca dibuat penasaran untuk mengetahui segala akhir penderitaan Sang Mahasiswa Abadi ketika menghadapi kegalauan akademis berupa skripsi.
Di dalam buku ini, Alitt menuangkan seluruh keapesannya dalam menjalani kehidupan kampus. Namun dia begitu piawai memainkan reverse physicology dimana seluruh derita hidupnya yang menguras hati menjadi berbalut komedi. Disajikan dengan gaya bahasa remaja, kisahnya menjadi mudah dimengerti dan dipahami.
Baca : Menggeledah Kematian Lewat Chatting
Alitt sendiri merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di salah satu universitas swasta di Yogyakarta. Riwayat pendidikannya sebagai lulusan STM membuatnya kelabakan di semester pertama. Bahasa Inggris-nya yang pas-pasan membuat Alitt bagaikan peserta dari planet antah-berantah. Alhasil, transkrip nilai semester satunya dihiasi IP 1,9.
Kehidupan kampus pun dilalui Alitt dengan ragam kisah unik. Sembari kuliah, Alitt melahap berbagai pekerjaan sambilan guna membayar uang kuliah dan mencukupi kebutuhan perut. Mulai dari joki, hingga wartawan lepas. Sampai akhirnya Alitt menemukan masalah besar ketika berhadapan dengan skripsi.
Lewat buku ini Alitt hendak menunjukkan jika skripsi itu merupakan perjuangan. Meski sebenarnya, perjuangan menyusun skripsi itu hanya sebagian kecil perjuangan kuliah, namun karena kuliah banyak diisi dengan ragam suka cita, maka terasa tidak begitu berat dibanding penyusunan skripsi.
Skripsinya selalu gagal dan tertunda hingga semester belasan. Sampai-sampai Alitt bisa mengambil sebuah falsafah kehidupan. Sebagaimana tertuang dalam halaman 282, ‘Hidup ini bagai skripsi, banyak bab dan revisi yang harus dilewati. Tapi akan selalu berakhir indah bagi mereka yang pantang menyerah’.
Menurut hemat saya, buku ini tidak hanya berisi curahan hati seorang Alitt. Tetapi di dalamnya Alitt menuliskan banyak tips gokil sebagai mahasiswa abadi, trik hemat ala anak kos, serta sejumlah tips lain yang bikin pembaca tertawa terpingkal-pingkal.
Silakan tonton berbagai video menarik di sini: