Caraka

Sawit Jadi Andalan Pendapatan Nasional

×

Sawit Jadi Andalan Pendapatan Nasional

Sebarkan artikel ini

Pancar.id, Jakarta – Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Pada 2018 tercatat produksi minyak sawit dan inti sawit sebesar 48,68 juta ton, yang terdiri dari 40,57 juta ton Crude Palm Oil (CPO) dan 8,11 juta ton Palm Kernel Oil (PKO). 

Jumlah produksi tersebut berasal dari perkebunan besar swasta sebesar 60 persen atau setara dengan 29,39 juta ton. Ada juga dari perkebunan rakyat sebesar 35 persen atau setara dengan 16,8 juta ton, dan perkebunan besar negara sebesar 5 persen atau setara dengan 2,49 juta ton.

Komoditas perkebunan juga merupakan andalan bagi pendapatan nasional dan devisa negara. Jumlah total ekspor perkebunan pada 2018 mencapai 28,1 miliar Dollar atau setara dengan Rp393,4 triliun. 

Industri kelapa sawit di Indonesia dibangun dengan pendekatan yang memprioritaskan keseimbangan antara aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Hal itu sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan, sebagaimana dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 s.d. 2024.

Dalam RPJMN 2020 s.d. 2024 itu, pembangunan berkelanjutan ditetapkan sebagai salah satu aspek pengarusutamaan yang bertujuan untuk memberikan akses pembangunan yang adil dan inklusif, sekaligus menjaga lingkungan hidup. 

Melalui pendekatan itu, Pemerintah Indonesia meyakini bahwa pembangunan kelapa sawit berkelanjutan dapat  berkontribusi secara signifikan terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Saat ini, Kementerian Perindustrian tengah fokus dalam menjalankan kebijakan hilirisasi industri sebagai upaya dalam meningkatkan nilai tambah komoditas berbasis agro dalam negeri, termasuk kelapa sawit. Pasalnya, industri pengolahan kelapa sawit berperan penting dalam menumbuhkan perekonomian nasional. 

Baca: Penghasil Rotan Terbesar, Indonesia Kuasai 80% Pasar Dunia

Hal itu dibuktikan dengan serapan hasil produksi petani rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani sawit swadaya, hingga menambah perolehan devisa negara. Selain itu juga, aktivitas industri pengolahan sawit bisa memberikan dampak domino.

Di antaranya menumbuhkan kawasan industri baru berbasis sawit seperti yang ada di Dumai (Riau), Sei Mangkei dan Kuala Tanjung (Sumatra Utara), Tarjun (Kalimantan Timur), dan Bitung (Sulawesi Utara). Industri kelapa sawit juga mampu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. 

Tak hanya itu saja, industri kelapa sawit mampu menggerakkan aktivitas produktif kegiatan usaha kebun di sektor industri sawit, khususnya daerah 3T (terluar, tertinggal, dan terdalam). Pada 2021, ekspor produk sawit mencapai 40,31 juta ton dengan nilai 35,79 miliar US Dollar, dan mengalami peningkatan sebesar 56,63 persen dari nilai ekspor pada 2020.

Kemenperin terus memacu industri hilir pengolahan kelapa sawit, agar dapat menghasilkan berbagai produk turunan yang berkualitas dan berdaya saing. Langkah itu perlu didukung dengan ketersediaan bahan baku yang ditopang juga dengan penggunaan teknologi dan pemanfaatan inovasi terkini, agar produk hilir dapat diterima oleh konsumen global.

Berbagai produk turunan kelapa sawit pun dihasilkan oleh industri, di antaranya untuk keperluan sektor pangan seperti minyak goreng, fitofarmaka atau nutrisi, bahan kimia atau oleokimia, hingga bahan bakar terbarukan atau biodiesel FAME. 

Adanya berbagai produk yang dihasilkan membuktikan bahwa industri pengolahan sawit berperan strategis dalam mengoptimalkan penyerapan Tandan Buah Segar (TBS). Kelancaran operasional pabrik kelapa sawit juga sangat berpengaruh terhadap aktivitas sektor perkelapasawitan yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. 

Silakan tonton berbagai video menarik di sini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!