Pancar.id, Jawa Tengah – Siapa sangka ampas dari produksi tahu masih bisa dimanfaatkan menjadi tempe gembus. Alih-alih menjadi limbah, tempe gembus itu justru berhasil mendatangkan penghasilan tambahan bagi para pengusaha tahu.
Tempe gembus bisa dikatakan sebagai makanan rakyat. Selain harganya yang terjangkau, tempe ini juga bisa diolah menjadi beraneka ragam kuliner yang unik. Salah satunya Sate Gembus atau yang sering disebut masyarakat Solo dengan nama Sate Kere.
Selain itu, bahan yang digunakan juga bukanlah daging melainkan ampas tahu yang harganya jauh lebih murah dibandingkan daging. Tapi jangan salah, meski bahan yang digunakannya ampas tahu, sate kere ini memiliki cita rasa yang kaya.
Panggangan tempe gembus yang dicampur dengan siraman bumbu kacang merupakan perpaduan yang unik dan lezat di mulut. Bagi Anda yang ingin mencicipi kuliner khas Solo ini juga tak perlu khawatir, karena para penjual sate gembus ini banyak ditemukan di jalan-jalan di Kota Solo atau bahkan di kota-kota lainnya di Jawa Tengah.
Biasanya, mereka sendiri akan membeli bahan baku tempe gembus langsung di pabrik tahu dan tidak membuatnya sendiri. Meskipun begitu, mereka tetap memeriksa kebersihan dan kehigienisan dari tempe gembus tersebut. Hal ini sangat penting dilakukan, sebab kebersihan tempe gembus akan menentukan cita rasa sate gembus saat dimakan.
Jika dilihat dari sejarahnya, pada awalnya sate kere ini merupakan sajian yang berasal dari ketidakpunyaan. Sama seperti namanya, “kere”, yang berarti miskin atau tidak punya uang, istilah ini sering digunakan oleh masyarakat Jawa jika mereka sedang tidak memiliki uang.
Nama “kere” ini jugalah yang menggambarkan isi dari sate tersebut. Pada dasarnya, sate kere merupakan sate dengan bahan dasar dari ampas tahu atau tempe gembus dan juga aneka jeroan, seperti kikil, jantung, usus, dan hati yang dibakar lalu disiram dengan bumbu kacang.
Baca: Hal yang Tak Berubah dari Lontong Kari Kebon Karet Bandung
Pada masa penjajahan, daging merupakan makanan yang sangat mewah dan hanya bisa disantap oleh bangsa kolonial dan para priayi saja. Oleh karena itulah, masyarakat pribumi khususnya kalangan bawah yang ingin makan sate pun akhirnya menciptakan sajian sederhana dari bahan pangan yang mereka miliki saat itu yang berasal dari limbah pangan para bangsawan kolonial.
Agar rasanya lebih kaya, sebelum dibakar, tempe gembus dan jeroan akan dimasak dengan bumbu bacem. Barulah setelah itu, bahan-bahan tadi ditusukkan pada tusuk sate dan dibakar. Setelah masak, sate kere pun disajikan dengan bumbu kacang yang pedas, manis, dan gurih.
Bumbu kacang juga merupakan komponen penting yang menunjang cita rasa sate kere. Oleh karena itulah, semakin lezat bumbu kacang yang dibuat, maka akan semakin lezat pula sate kere ketika dimakan. Biasanya, harga sate kere yang dijual oleh para pedagang cukup bervariasi mulai dari Rp10.000 s.d Rp25.000 per porsi.
Akan tetapi bagi Anda yang ingin mencoba membuatnya sendiri dirumah, Anda harus menyiapkan bahan-bahan seperti tempe gembus, daun salam, lengkuas, air kelapa, gula merah, tusuk sate, lontong, bawang merah, ketumbar bubuk, kemiri, bawang putih, garam, cabai merah keriting hingga kacang tanah yang akan dijadikan sebagai bahan bumbunya.
Sementara itu, untuk cara pembuatannya sendiri, langkah pertama haluskan semua bahan bumbunya. Kemudian, rebus tempe dan juga bumbu halusnya bersama lengkuas, dan air kelapa. Setelah itu masukkan gula merah dan rebus lagi sampai bumbu meresap.
Setelah masak, tusuk tempe yang sudah dipotong-potong menggunakan tusuk sate dan bakar di atas bara sambil dibolak-balik sampai harum, lalu sisihkan. Selanjutnya Anda juga harus membuat sambal kacangnya, dengan cara haluskan kacang tanah, cabai merah, bawang merah, bawang putih, gula merah, dan garam. Kemudian setelah itu tuang air, dan aduk sambal kacang sampai kental. Terakhir, sajikan sate bersama sambal kacang dan lontong.