Caraka

Wujudkan Lingkungan Ramah Disabilitas, UNESA Kembangkan UDIM

×

Wujudkan Lingkungan Ramah Disabilitas, UNESA Kembangkan UDIM

Sebarkan artikel ini

 

Pancar.id – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kembangkan Unesa Disability Inclusion Metric (UDIM) sebagai parameter universal tingkat aksesibilitas penyandang disabilitas dalam sebuah lembaga atau organisasi.

UDIM diluncurkan supaya dapat mengukur inklusi disabilitas dalam sebuah organisasi, sekaligus jadi metric inklusi disabilitas pertama yang ada di Indonesia dan menjadi acuan organisasi dunia. Hal tersebut sejalan dengan upaya pemerintah yang terus menggenjot beragam pihak untuk menciptakan ruang dan hak yang sama bagi penyandang disabilitas.

Kepala Pusat Studi Layanan Disabilitas (PSLD) Unesa, Prof. Budiyanto, menuturkan, saat ini Unesa serta beberapa pihak lain tengah fokus dalam penyusunan indikator. Pengembangan UDIM ini ditujukan untuk menyediakan indikator dalam menentukan kualitas inklusi organisasi.

Nantinya akan ada manfaat yang dirasakan, seperti dijadikan rujukan pengembangan kualitas inklusi disabilitas maupun sebagai bahan evaluasi kualitas inklusi disabilitas dalam organisasi tersebut. Ia menegaskan, UDIM sangat penting bagi lembaga dan organisasi, termasuk juga perguruan tinggi.

“Setelah pembahasan bersama tim, para ahli, user, serta mitra dan berdasarkan masukan yang ada, draft direvisi kemudian diluncurkan dalam waktu dekat,” terang Budiyanto sebagaimana dikutip lewat laman Unesa, Sabtu (18/6/2022).

Baca: H-9 Lebaran 2022, Sebanyak 312 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek

Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Unesa, Sujarwanto, menyebutkan, perkembangan UDIM jadi komitmen Unesa dalam mewujudkan lingkungan yang ramah disabilitas dalam berbagai lembaga, baik masyarakat Indonesia saja maupun dunia.

Menurutnya, UDIM adalah terobosan besar yang dilakukan kampus tersebut guna meningkatkan mutu aksesibilitas penyandang disabilitas dalam berbagai bidang. Sebelumnya Unesa pernah merancang sebuah aplikasi yang dapat memudahkan penyandang disabilitas dalam mengakses lapangan pekerjaan dan mengembangkan kamus bahasa isyarat (Signalong Indonesia) bersama pakar luar negeri.

Atas komitmen tersebut, Unesa beberapa waktu lalu dipercaya pemerintah dalam memamerkan layanan disabilitas di Dubai. “Unesa mendapat penghargaan kampus inklusif dari kementerian pada 2013 dan Unit Layanan Anak Berkebutuhan Khusus pada 2014,” jelas Sujarwanto.

Ia memaparkan, pemberdayaan disabilitas menjadi program unggulan Unesa yang didukung banyaknya sumber daya yang mumpuni. Selain tenaga ahli di bidang disabilitas, Unesa pun telah memperoleh rekognisi baik secara nasional maupun internasional.

Baca pula: Jadi Tuan Rumah MXGP Samota, Sejauh Mana Persiapan Indonesia?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!