Pancar.id – Perjalanan hidup Angkie Yudistia membentuk kisah inspiratif yang melintasi rintangan dan mencapai puncak prestasi.
Kelahirannya pada 5 Juni 1987 tidak meramalkan bahwa ia akan menjadi penyandang disabilitas pertama yang dipilih langsung oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi bagian dari staf khususnya.
Pada usia 10 tahun, Angkie mengalami perubahan hidup ketika mengkonsumsi obat antibiotik yang memengaruhi indera pendengarannya, membuatnya menjadi penyandang tuna rungu.
Meskipun menghadapi keterbatasan baru ini, ia memilih untuk menggunakan alat bantu pendengaran dan mempelajari gerakan bibir untuk menjembatani komunikasi.
Perjalanan Angkie tidak lepas dari tantangan dan ketidaknyamanan dalam menerima perlakuan tidak menyenangkan dari lingkungan sekitarnya. Namun, dukungan keluarganya yang penuh pengertian menjadi pilar penting dalam perjuangannya.
Meskipun sempat merasakan kekecewaan, Angkie tidak menyerah. Ia melanjutkan pendidikan hingga tingkat S2 dengan keterbatasan yang dihadapinya.
Baca: Mengenal Febriany Eddy: Kisah Inspiratif CEO Wanita di PT Vale Indonesia
Lulus dari SMA Negeri 2 Bogor, ia kemudian meraih gelar sarjana dan master public relations di The London School of Public Relations, Jakarta, dengan nilai memuaskan.
Prestasinya tidak hanya terbatas pada ajang pemilihan Abang None pada tahun 2008, di mana ia menjadi salah satu finalis. Angkie mendirikan Tishable Enterprise, yayasan yang memfokuskan diri pada membantu penyandang disabilitas mendapatkan pekerjaan dan mandiri secara ekonomi.
Yayasan ini berada di bawah naungan PT Berkarya Menembus Batas sejak 2015 dan memiliki berbagai divisi, seperti Thisable Foundation, Thisable Recruitment, dan Thisable Digital.
Menurut lspr.edu, Thisable Enterprise berperan sebagai head-hunter khusus penyandang tunarungu, tunanetra, dan tunadaksa, menyediakan sistem outsourcing untuk membantu mereka memperoleh pekerjaan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Banyak dari para pekerja yang direkrut oleh perusahaan ini kemudian ditempatkan dalam layanan aplikasi.
Prestasi Angkie Yudistia tidak luput dari pengakuan, di mana pada tahun 2008, ia meraih penghargaan The Most Fearless Female dari majalah Cosmopolitan.
Ia diakui sebagai perempuan inspiratif dan berprestasi, hingga akhirnya terpilih menjadi staf khusus untuk Presiden Joko Widodo.
Inilah sebagian dari perjalanan luar biasa Angkie Yudistia, perempuan penyandang disabilitas yang meraih prestasi sebagai staf khusus kepresidenan, membuktikan bahwa semangat pantang menyerah dan tekad untuk berkontribusi dapat membawa seseorang melampaui batasan.