Pancar.id – Dalam konteks gejolak geopolitik dan kondisi ekonomi global yang menantang, Indonesia menunjukkan ketahanan ekonominya yang tangguh pada tahun 2023.
Encep Dudi Ginanjar, Kasubdit Hubungan Masyarakat dan Penyuluhan dari Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari fondasi APBN yang solid dan kredibel.
Pertumbuhan ekonomi domestik Indonesia pada kuartal pertama hingga kuartal ketiga tahun 2023 mencapai 5,05%, dibarengi dengan inflasi yang terjaga di tingkat yang stabil.
Pasar keuangan Indonesia menunjukkan ketahanannya, sementara konsumsi publik tetap stabil dan neraca perdagangan mengalami surplus. Dengan proyeksi pertumbuhan yang optimis, yaitu sekitar 5% di tahun 2024, Indonesia terus menunjukkan potensi perekonomiannya.
Fokus pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Encep menyoroti bahwa APBN menjadi alat penting yang menopang stabilitas perekonomian Indonesia, berfungsi sebagai penyerap kejutan di tengah perubahan dinamika ekonomi dan volatilitas harga.
Pada tahun 2023, realisasi pendapatan negara mencapai Rp2.744,3 T, sementara belanja negara mencapai Rp3.121,9 T, meninggalkan defisit sekitar Rp347,6 T atau 1,65% dari PDB.
Baca: Retno Marsudi dan Visi Indonesia dalam Meningkatkan Kerja Sama Indo-Pasifik
Sebagai kontributor signifikan terhadap APBN, sektor kepabeanan dan cukai memainkan peran kunci. Bea Cukai berhasil mengumpulkan pendapatan negara sebesar Rp286,2 T, mendekati 95,4% dari target yang ditetapkan.
Namun, volatilitas harga komoditas, yang dipengaruhi oleh faktor global dan geopolitik, memberikan tantangan bagi penerimaan kepabeanan dan cukai.
Meskipun demikian, Bea Cukai terus berupaya maksimal dalam mengumpulkan penerimaan negara. Meski penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai sedikit mengalami penurunan, langkah-langkah strategis telah diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi. Hal ini mencakup penyesuaian terhadap kebijakan impor dan ekspor serta upaya diversifikasi pendapatan.
Menghadapi tahun 2024, Bea Cukai berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam mengumpulkan penerimaan negara.
Sementara itu, apresiasi disampaikan kepada masyarakat yang telah berkontribusi positif dalam menghadapi tantangan ekonomi.
Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, Indonesia diharapkan dapat mencapai visi pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.