Caraka

Sinyal Positif Industri Pengolahan Tumbuhkan Geliat Perekonomian

×

Sinyal Positif Industri Pengolahan Tumbuhkan Geliat Perekonomian

Sebarkan artikel ini

Pancar.id – Di tengah situasi pandemi Covid-19 yang masih belum mereda, perekonomian Indonesia mulai menunjukkan geliat dan resiliensinya. Kombinasi kebijakan insentif fiskal dan moneter serta perlindungan sosial yang diterapkan pun berbuah terdorongnya konsumsi masyarakat.

Selain itu, pelonggaran mobilitas dan cakupan vaksinasi corona yang tinggi juga membuat kalangan industri percaya diri untuk menggulirkan produksi mereka. Diketahui, indikator-indikator pemulihan ekonomi nasional tersebut dicatat oleh Bank Indonesia.

Dilansir dari laman indonesia.go.id, otoritas moneter nasional itu mencatatkan indikator tersebut berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang mengindikasikan peningkatan kegiatan usaha pada triwulan I-2022. 

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan bahwa hal itu tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 8,71 persen, lebih tinggi dari SBT pada triwulan IV-2021 sebesar 7,10 persen.

Sektor usaha yang menggeliat itu terutama terjadi pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Khususnya juga subsektor tanaman bahan makanan (Tabama). Peningkatan itu juga diketahui sejalan dengan pola musim panen awal tahun serta sumbangan sektor agroindustri ke industri pengolahan.

Seiring dengan meningkatnya aktivitas industri pengolahan dan mobilitas masyarakat, Survei BI menyebutkan bahwa kapasitas produksi terpakai triwulan I 2022 tercatat sebesar 73,08 persen, meningkat dari 72,60 persen pada triwulan sebelumnya. Penggunaan tenaga kerja juga terindikasi membaik meski masih berada dalam fase kontraksi.

Sementara itu, untuk kondisi keuangan dunia usaha, terindikasi membaik dibandingkan dengan periode sebelumnya, khususnya dari aspek likuiditas, disertai dengan akses pembiayaan yang lebih mudah. Pada triwulan II-2022, responden memprakirakan peningkatan kegiatan usaha berlanjut dengan SBT sebesar 23,24 persen.

Peningkatan kegiatan usaha itu diprakirakan terjadi pada beberapa sektor utama, yakni sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. 

Sektor-sektor tersebut juga terdorong oleh adanya dorongan peningkatan aktivitas masyarakat seiring dengan masuknya periode Ramadan dan Idulfitri serta kebijakan pelonggaran kebijakan mobilitas.

Baca : Hadiah Pemerintah untuk Abdi Negara

Seperti yang diketahui, pemerintah telah membolehkan masyarakat untuk mudik ke kampung halaman pada masa liburan Idulfitri, setelah dua tahun terakhir diperketat.

Sinyal positif pemulihan ekonomi juga dapat terlihat dari kenaikan penjualan listrik sebesar 8,42 persen year on year (yoy) menjadi 65,42 Terra Watt hour (TWh) pada triwulan pertama tahun ini. Kenaikan konsumsi listrik ini juga sekaligus menjadi sinyal positif bagi pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.

Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi memastikan bahwa PLN akan terus memberikan layanan listrik terbaik untuk mendukung kegiatan masyarakat dan memulihkan perekonomian.

“Kenaikan penjualan listrik tentunya menjadi sinyal bahwa perekonomian kembali pulih. Aktivitas masyarakat juga kembali pulih, sehingga mendorong konsumsi listrik. Terutama di sektor industri dan retail, konsumsi listrik semakin meningkat,” kata Agung.

Menurut Agung, konsumsi listrik di sektor industri pada triwulan pertama tahun ini mencapai 21.953 Giga Watt hour (GWh). Angka itu merupakan 33,56 persen dari total konsumsi nasional. Konsumsi industri juga tumbuh pesat menjadi 16 persen dibandingkan Maret tahun lalu yang masih pada kisaran 4 persen.

Industri apa saja yang paling banyak menyedot listrik PLN? Diketahui, industri tekstil berkontribusi paling besar, yaitu 2,8 GWh atau tumbuh 14 persen pada Maret tahun ini. Sedangkan sektor besi dan baja sebesar 2,01 GWh atau naik 10 persen.

Sedangkan, industri kimia tumbuh 8 persen dengan konsumsi sebesar 1,6 GWh dan industri semen tumbuh 7 persen dengan konsumsi sebesar 1,4 GWh.

Kenaikan penjualan listrik juga diikuti dengan peningkatan daya tersambung pelanggan. Pada Maret 2022, jumlahnya mencapai 153.744 Mega Volt Ampere (MVA) atau tumbuh 11,28 persen dibandingkan dengan tahun 2021.

Sejumlah upaya juga dilakukan PLN demi meningkatkan pemanfaatan listrik sektor industri. Salah satunya, adalah melalui captive power acquisition yang merupakan bentuk dukungan layanan PLN dalam pemenuhan pasokan listrik untuk pelanggan industri yang masih mengoperasikan pembangkit listrik sendiri.*

Baca pula : Pemerintah Siapkan Pengamanan Arus Mudik Idul Fitri 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!