Humaniora

Kisah Arif Dwihantoro Ajak 30 Sekolah di Karanganyar Terapkan Daur Ulang Kertas

×

Kisah Arif Dwihantoro Ajak 30 Sekolah di Karanganyar Terapkan Daur Ulang Kertas

Sebarkan artikel ini
Kisah Arif Dwihantoro Ajak 30 Sekolah di Karanganyar Terapkan Daur Ulang Kertas
Doc. Foto: detikcom

PANCAR.ID – SMA Negeri 1 Karanganyar, Kebumen, telah menjadi contoh inspiratif bagi guru-guru di seluruh Indonesia dengan mengimplementasikan praktik ramah lingkungan yang inovatif.

Sekolah ini meluncurkan program recycle kertas yang tidak hanya membantu mengurangi sampah, tetapi juga mengedukasi dan menginspirasi sekolah-sekolah lain di sekitarnya.

Arif Dwihantoro, ketua proyek ini, mengatakan bahwa ide awal muncul dari kekhawatiran mengenai banyaknya kertas tak terpakai di ruang guru.

Program ini dimulai dari percakapan santai antar guru, yang kemudian berkembang menjadi tindakan nyata untuk mendaur ulang kertas dan membagikan pengetahuan ini kepada lebih banyak sekolah.

Program daur ulang ini dimulai dengan belajar dari Kampung Tudung Grujugan Kebumen, yang dikenal dengan keterampilan dalam mengolah kertas bekas.

Arif bersama tim dan siswa kelas 11 melakukan workshop besar di sekolah, dengan bantuan alat sederhana seperti blender untuk membuat bubur kertas.

Baca: Muhamad Rizal, Guru SMK Cipatat yang Buat Inovasi Kompor Oli Bekas

Inisiatif ini tidak hanya bermanfaat untuk SMA Negeri 1 Karanganyar, tetapi juga telah menginspirasi 30 sekolah lainnya di Kecamatan Karanganyar.

Keunikan program ini adalah siswa-siswi dari SMA Negeri 1 Karanganyar yang langsung turun tangan mengajarkan dan mempraktikkan daur ulang kertas di sekolah-sekolah lain, mulai dari SD hingga SMP.

Selain itu, Arif juga berbagi pengalamannya dalam program Wardah Inspiring Teacher 2024, yang awalnya ia kira hanya diperuntukkan bagi guru perempuan.

Namun, setelah mengetahui bahwa program ini terbuka untuk semua guru, ia merasa bangga dapat mengikuti ajang yang memberikan kesempatan untuk berbagi praktik baik dengan rekan-rekan guru lainnya.

Dengan langkah sederhana namun berdampak besar, Arif dan timnya menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya tentang mengajar di kelas, tetapi juga menciptakan kesadaran dan aksi positif terhadap lingkungan sekitar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!