PANCAR.ID – Kawan pasti tahu bahwa sebagian besar kertas yang kita gunakan terbuat dari serat pohon, seperti kayu atau bambu. Hal ini terjadi karena bahan-bahan tersebut memiliki kandungan yang sangat cocok untuk pembuatan kertas, dan pohon-pohon tersebut relatif mudah didapatkan serta dibudidayakan.
Di Indonesia, pohon akasia merupakan salah satu jenis pohon yang paling banyak digunakan untuk bahan baku pembuatan kertas, sehingga tidak mengherankan jika jenis tanaman ini mendominasi produksi kayu bulat di Indonesia pada 2022.
Namun, tahukah Kawan bahwa uang kertas yang biasa kita gunakan untuk transaksi tidak terbuat dari serat kayu seperti kertas pada umumnya? Uang kertas rupiah terbuat dari serat kapas, yang berbeda dari bahan baku pembuatan kertas biasa. Mengapa demikian?
Perbedaan bahan ini terkait erat dengan fungsi dan karakteristik uang kertas yang harus lebih kuat dan tahan lama dibandingkan kertas biasa. Sebagai alat pembayaran yang memiliki nilai lebih besar, uang kertas harus memiliki ketahanan yang lebih baik, elastis, dan tidak mudah robek.
Serat kapas dipilih karena sifatnya yang lentur dan tahan lama. Selain itu, serat kapas juga lebih tahan terhadap kerusakan saat disetrika, yang menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia dalam menyimpan uang mereka.
Baca: Diversifikasi Kripto Jadi Kunci Mengurangi Risiko Investasi
Meski demikian, tidak semua uang kertas rupiah sepenuhnya terbuat dari serat kapas. Berdasarkan penelitian, uang kertas Indonesia, seperti versi seribu dan lima ribu rupiah, juga mengandung campuran serat kayu, dengan serat dari pohon pisang abaca sebagai bahan yang lebih disukai.
Bahkan, beberapa bahan pembuatan uang kertas rupiah diimpor dari negara-negara seperti Jerman, Amerika, dan Uni Soviet. Selain itu, seiring perkembangan teknologi dan kebutuhan efisiensi, lebih dari 45 negara di dunia mulai beralih menggunakan uang kertas yang terbuat dari polimer sintetis.
Uang kertas polimer ini lebih tahan lama, lebih kuat hingga empat kali lipat dibandingkan bahan alami, dan lebih mudah dibersihkan karena tidak berpori. Selain itu, uang kertas polimer mendukung fitur keamanan yang lebih canggih, yang membuat pemalsuan menjadi lebih sulit.
Dengan meningkatnya kasus pemalsuan uang kertas di Indonesia, pertanyaannya adalah apakah Indonesia akan mengikuti tren global dan beralih ke uang kertas berbahan polimer sintetis?
Waktu yang akan menjawab, namun perkembangan ini menunjukkan bahwa bahan baku pembuatan uang kertas terus beradaptasi dengan teknologi dan kebutuhan keamanan yang lebih tinggi.