PANCAR.ID – Polina Sushina, sejak masa sekolah, telah menunjukkan minat dan bakat yang besar dalam bidang bahasa asing. Dorongan ini membawanya untuk memilih kuliah di bidang bahasa di Universitas Negeri St. Petersburg, Rusia.
Saran orang tuanya untuk mempelajari bahasa Asia, yang di Rusia masih sangat jarang ahli atau pengajarnya, mendorong Polina untuk memilih bahasa Indonesia sebagai jurusan kuliah.
Ia merasa kesempatan ini akan menjadi peluang karier yang menjanjikan, mengingat Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada 2050.
Sebelum memutuskan untuk memilih jurusan tersebut, Polina melakukan riset mendalam tentang prospek masa depan bahasa Indonesia. Selain melihat kurangnya jumlah ahli bahasa Indonesia di Rusia, Polina juga mempertimbangkan hubungan erat antara Indonesia dan Rusia, yang semakin berkembang, serta perkembangan ekonomi Indonesia yang menjanjikan.
Keputusan tersebut pun menjadi semakin mantap setelah mengetahui bahwa Indonesia memiliki potensi besar di kancah global. Di bangku kuliah, Polina tidak hanya mempelajari bahasa Indonesia, tetapi juga sastra, budaya, sejarah, dan geografi Indonesia.
Meskipun ia menikmati lagu-lagu dan film Indonesia, ia lebih memilih untuk fokus mempelajari bahasa Indonesia melalui pengajaran formal dari dosen dan ahli bahasa.
Menurutnya, untuk menjadi seorang profesional, penguasaan bahasa yang baik dan benar sangat penting, terutama ketika bekerja sebagai penerjemah yang harus memahami konteks dan ketepatan penggunaan bahasa.
Baca: Kisah Inspiratif Cassandra Sinaga, Lulus Kuliah Berkat Perjuangan Ayah
Setelah menyelesaikan studi S1, Polina menghadapi tantangan global dengan adanya pandemi COVID-19. Namun, ia tetap mencari peluang dengan berpartisipasi dalam festival berbahasa Indonesia dan membagikan pengetahuan tentang Masjid Soekarno di St. Petersburg, yang menyimpan banyak nilai sejarah hubungan Indonesia-Rusia.
Kesempatan belajar pun terus terbuka lebar ketika Polina diterima untuk melanjutkan studi S2 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melalui beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB).
Di UNY, ia mendalami pendidikan bahasa Indonesia dan juga aktif dalam kegiatan internasional seperti International Student Summit di Universitas Muhammadiyah Malang pada 2022.
Selain itu, ia mengikuti pelatihan pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA), yang pertama kali diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Di pelatihan ini, ia mempelajari berbagai tantangan dalam pengajaran bahasa Indonesia, termasuk tata bahasa dan ungkapan khas yang tidak selalu memiliki padanan dalam bahasa asing.
Polina juga tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga memperdalam pemahaman tentang budaya Indonesia, seperti batik, yang menjadi bagian dari warisan budaya yang ia pelajari lebih jauh.
Melalui perjalanan pendidikan dan kariernya, Polina tidak hanya menguasai bahasa Indonesia, tetapi juga menjadi bagian dari penghubung antara Indonesia dan Rusia dalam memajukan hubungan budaya dan bahasa.