PANCAR.ID – Ki Warseno Slank, salah satu dalang kondang Indonesia, telah meninggal dunia pada 12 Desember 2024, meninggalkan dunia pewayangan dalam suasana duka mendalam.
Ki Warseno, yang lahir pada 18 Juni 1965 di Klaten, Jawa Tengah, dikenal luas karena gaya pertunjukannya yang unik dan inovatif, yang menggabungkan unsur tradisional dengan modern.
Mengawali karir sebagai dalang pada usia 16 tahun, Ki Warseno mengembangkan teknik pakeliran yang komunikatif dan mampu menarik minat generasi muda. Terinspirasi oleh ayahnya, Ki Harjadarsana, dan kakaknya, Ki Anom Suroto, yang juga merupakan dalang, Ki Warseno melanjutkan tradisi keluarga dengan sentuhan baru.
Dalam setiap pertunjukannya, ia memadukan musik gamelan dengan elemen musik modern seperti rock dan pop, sehingga menghasilkan pertunjukan wayang yang segar dan relevan dengan zaman.
Baca: Mengenal Aming Ajen, Dalang Muda Pelestari Wayang Golek
Selain dikenal sebagai dalang, Ki Warseno juga seorang akademisi dengan gelar doktor, serta pendiri Radio Swara Slank, yang menjadi wadah untuk mempopulerkan seni dan tradisi Jawa, sambil membuka ruang bagi masyarakat untuk belajar dan berbagi. Inovasi dan dedikasinya pada seni pewayangan dan pendidikan membuatnya dihormati di berbagai kalangan.
Namun, perjalanan Ki Warseno juga tidak lepas dari kontroversi. Pada Februari 2022, dalam sebuah pagelaran wayang di Ponpes Ora Aji Gus Miftah, Ki Warseno melontarkan kritik pedas terhadap representasi Ustadz Khalid Basalamah, yang memicu perdebatan.
Kata-kata kasar yang digunakan dalam pertunjukan tersebut, khususnya penggunaan istilah “bajingan”, mendapat sorotan tajam. Meskipun demikian, Ki Warseno berpendapat bahwa seni dan agama adalah dua hal yang berbeda dan tidak saling bertentangan, meski cara penyampaiannya harus bijaksana agar tidak menyinggung pihak lain.
Ki Warseno Slank meninggalkan warisan besar dalam dunia seni budaya Indonesia. Kepergiannya mengakhiri babak penting dalam sejarah wayang, namun inovasi dan kontribusinya akan terus dikenang dan menjadi sumber inspirasi bagi generasi berikutnya.