PANCAR.ID – Indonesia sedang mengembangkan inovasi teknologi di bidang pertanian, khususnya untuk mendukung produksi kakao. Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kini mulai diterapkan untuk membantu para petani kakao dalam mengelola berbagai tantangan yang mereka hadapi.
Hal ini disampaikan oleh Gatot Hari Priowirjanto, Koordinator PBJJ Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) SEAQIS Jawa Barat, dalam webinar bertajuk “Mengoptimalkan Produksi Kakao dengan AI” sebagaimana dilansir dari laman GNFI, Senin (16/12/2024).
Menurut Gatot, pengembangan AI ini melibatkan mahasiswa PENS dan beberapa perguruan tinggi lain. “Program AI yang tengah dikembangkan bertujuan untuk mengumpulkan dan mengolah berbagai informasi terkait kakao dari berbagai sumber digital, yang kemudian akan diproses dan disajikan kepada pengguna,” jelasnya.
Meskipun data yang terkumpul saat ini masih dalam tahap pengecekan akurasi, AI ini berfungsi untuk mengompilasi informasi penting seperti harga kakao, jadwal panen, dan informasi terkait penyakit yang dapat menyerang tanaman kakao.
Salah satu contoh teknologi AI yang dikembangkan adalah Kakao AI Center, yang menyediakan informasi mengenai penyakit vaskular streak dieback, salah satu penyakit yang sering menyerang tanaman kakao.
Baca: Sering Terbuang, Ternyata Kulit Biji Kakao Bisa Jadi Bahan Pangan
Kakao AI Center tidak hanya menampilkan gejala dan penanganan penyakit ini, tetapi juga menyertakan gambar tanaman yang terinfeksi untuk memudahkan identifikasi.
Selain Kakao AI Center, ada pula program lain seperti Sikakao dan Web Cocoa yang mendukung pertanian kakao di Indonesia. Sikakao berfungsi sebagai pusat informasi data kakao secara real-time, sedangkan Web Cocoa membantu memperjelas rantai pasok kakao dari proses panen hingga distribusi.
AI juga diproyeksikan untuk memiliki kemampuan forecasting, yang dapat memprediksi hasil produksi kakao di wilayah tertentu pada waktu mendatang. Dengan pengembangan AI yang terus dilakukan, diharapkan petani kakao dapat lebih terbantu dalam menjalankan usaha mereka.
Selain itu, pengetahuan mereka tentang pertanian kakao dapat terus ditingkatkan. Gatot berharap sistem ini dapat terus berkembang sehingga para petani dapat belajar dari berbagai tahap produksi, mulai dari pembibitan hingga hasil panen.