Caraka

Krisis Harga Gula Global: Dampak Cuaca dan Kekeringan Terhadap Pasokan

×

Krisis Harga Gula Global: Dampak Cuaca dan Kekeringan Terhadap Pasokan

Sebarkan artikel ini

Pancar.id – Harga gula di pasar global mencapai level tertinggi sejak tahun 2011, dipicu oleh rendahnya pasokan akibat cuaca kering di India dan Thailand, dua eksportir gula terbesar di dunia. (20/11/23)

Dampak dari kenaikan harga ini terasa terutama di negara-negara berkembang, yang sudah menghadapi kekurangan bahan pokok dan larangan perdagangan pangan, menyebabkan inflasi pangan.

Dalam kondisi ketidakpastian ini, negara-negara barat yang lebih kaya memiliki kemampuan finansial untuk menanggung biaya lebih tinggi, sementara negara-negara miskin mengalami kesulitan. 

Contohnya, di Nigeria, produsen roti seperti Ishaq Abdulraheem terpaksa mengurangi produksi akibat lonjakan harga gula. Gula menjadi bahan utama dalam produksi roti, yang menjadi makanan pokok bagi 210 juta penduduk Nigeria.

Kenaikan harga gula sebesar 55 persen dalam dua bulan menciptakan tantangan serius bagi produsen roti dan konsumen yang bergantung pada harga terjangkau. 

Peneliti Pasar Komoditas Food and Agriculture (FAO) memperkirakan penurunan produksi gula global sebesar 2 persen pada 2023-2024, yang setara dengan kehilangan sekitar 3,5 juta metrik ton. Fenomena iklim El Nino, perang di Ukraina, dan pelemahan mata uang menjadi faktor utama dalam ketidakpastian pasokan global gula.

Baca: Pemerintah Melonggarkan Harga Gula Konsumsi Demi Stabilitas Pasokan dan Harga

Negara-negara seperti Nigeria, yang sebagian besar mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan gula, merasakan dampak signifikan dari kenaikan harga. Meskipun Nigeria telah mencoba membangun infrastruktur pengolahan gula dalam negeri, kebijakan jangka panjang ini belum memberikan solusi yang instan.

Di sisi lain, Brasil, eksportir gula terbesar, diperkirakan akan meningkatkan pasokan global pada 2024, tetapi negara-negara yang bergantung pada impor masih tetap rentan hingga saat itu. 

Indonesia, sebagai importir gula terbesar tahun lalu, telah mengurangi impornya. China, sebagai importir gula nomor dua, bahkan terpaksa melepaskan stok gula untuk menstabilkan harga di dalam negeri.

Kondisi ini menciptakan tantangan serius bagi keseimbangan pasokan gula global, dengan persediaan yang sekarang hanya cukup untuk kurang dari 68 hari, menurut data dari USDA. Hal ini meningkatkan kekhawatiran terutama mengingat pertumbuhan populasi dan peningkatan konsumsi gula, yang diperkirakan akan semakin membebani cadangan gula di masa mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!