Kembara

Desa Cireundeu, Kampung Adat Sunda yang Menjaga Alam dan Tradisi

×

Desa Cireundeu, Kampung Adat Sunda yang Menjaga Alam dan Tradisi

Sebarkan artikel ini
Desa Cireundeu, Kampung Adat Sunda yang Menjaga Alam dan Tradisi
Doc. Foto: disbudparpora.cimahikota.go.id

PANCAR.ID – Terletak di Kecamatan Cimahi Selatan, Desa Cireundeu adalah sebuah kampung adat yang kaya akan budaya dan tradisi yang telah diwariskan turun-temurun. Masyarakat Cireundeu tidak hanya melestarikan nilai-nilai leluhur, tetapi juga menunjukkan inovasi yang luar biasa dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan.

Mereka telah menjadikan singkong sebagai makanan pokok pengganti beras, sebuah langkah yang tidak hanya mengatasi masalah pangan, tetapi juga memperlihatkan hubungan harmonis antara manusia dan alam sekitar.

Masyarakat Desa Cireundeu hidup berdasarkan filosofi yang mendalam: “Teu boga sawah asal aya pare, teu boga pare asal aya beas, teu boga beas asal bisa nyangu, teu nyangu asal dahar, teu dahar asal kuat.” Filosofi ini menekankan bahwa kehidupan dapat terus berjalan selama ada bahan pangan, meskipun itu bukan beras.

Filosofi ini melahirkan inovasi “rasi,” beras yang terbuat dari singkong. Singkong dipilih karena kemudahannya dalam budidaya, tidak membutuhkan lahan luas seperti sawah, dan lebih ramah lingkungan.

Rasi pun menjadi simbol kebanggaan masyarakat Cireundeu, sekaligus solusi pangan yang kaya serat dan tahan lama. Selain dalam bidang pangan, Desa Cireundeu juga sangat memperhatikan pelestarian alam.

Mereka menjaga hutan adat dengan aturan yang sangat ketat. Terdapat tiga jenis hutan adat di sana: Leuweung Larangan, yang dilindungi sepenuhnya; Leuweung Tutupan, yang hanya boleh dimanfaatkan untuk kebutuhan mendesak; dan Leuweung Baladahan, yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti kayu bakar.

Kepercayaan masyarakat setempat terhadap hutan sebagai sumber kehidupan membuat mereka sangat hati-hati dalam berinteraksi dengan alam. Salah satu aturan yang sangat khas adalah berjalan tanpa alas kaki di hutan adat, untuk merasakan energi bumi dan menjaga hubungan spiritual dengan alam.

Baca: Mengungkap Keindahan Budaya di Desa Pampang, Samarinda

Selain itu, masyarakat juga memainkan karinding, alat musik tradisional Sunda, sebelum memasuki hutan adat, sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan penghuni hutan.

Suara karinding ini menjadi simbol kedekatan mereka dengan alam dan leluhur, menggambarkan harmoni antara manusia, budaya, dan lingkungan yang sangat dihargai oleh masyarakat Cireundeu.

Bagi pengunjung yang datang, Desa Cireundeu menawarkan pengalaman yang mendalam. Anda dapat belajar mengenai inovasi pangan berbasis singkong, mencoba berbagai olahan singkong, seperti opak, keripik, atau tape, dan membawa pulang oleh-oleh khas desa.

Tidak hanya itu, Anda juga akan dibawa untuk memahami kearifan lokal dan filosofi hidup masyarakat Sunda yang sederhana, ramah lingkungan, dan penuh makna.

Desa Cireundeu adalah destinasi wisata yang menggabungkan tradisi, inovasi, dan kelestarian alam. Tempat ini bukan hanya sekadar untuk menikmati keindahan budaya, tetapi juga untuk mengajarkan kita pentingnya keseimbangan antara manusia dan alam.

Sebuah perjalanan edukasi yang menyentuh hati, menambah wawasan, dan meninggalkan kesan mendalam. Jika Anda mencari destinasi wisata yang sarat dengan nilai budaya dan lingkungan, Desa Cireundeu adalah pilihan yang sempurna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!