Kembara

Keunikan Ayam Napinadar, Kuliner Khas Batak yang Sarat Makna

×

Keunikan Ayam Napinadar, Kuliner Khas Batak yang Sarat Makna

Sebarkan artikel ini
Keunikan Ayam Napinadar, Kuliner Khas Batak yang Sarat Makna
Doc. Foto: YouTube

PANCAR.ID – Sumatra Utara, selain dikenal dengan sapaan khas “Horas!” yang menyapa setiap pengunjungnya, juga dikenal sebagai provinsi yang kaya akan tradisi, budaya, dan keindahan alam yang tiada duanya. Tak hanya Danau Toba yang mendunia, provinsi ini juga menawarkan kekayaan kuliner yang menggugah selera.

Salah satunya adalah manuk napinadar atau ayam napinadar, masakan tradisional Batak yang tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menyimpan filosofi dan makna yang dalam.

Ayam napinadar memiliki rasa yang khas, terutama bagi para pencinta makanan pedas. Salah satu bahan utama yang menjadi ciri khas masakan ini adalah andaliman, yang sering disebut “merica Batak.” Dengan sensasi pedas yang unik dan aroma segar seperti jeruk, andaliman memberi rasa pedas yang berbeda dari cabai pada umumnya.

Dipadu dengan cabai rawit dan cabai kering, hidangan ini memberikan rasa pedas yang kuat, disertai gurih dan asin dari bumbu rempah-rempah. Perpaduan cita rasa ini menjadikan ayam napinadar sebagai hidangan yang penuh kejutan.

Lebih dari sekadar hidangan lezat, ayam napinadar memiliki makna yang mendalam dalam budaya Batak. Dihidangkan dalam berbagai acara adat, seperti pernikahan atau syukuran, ayam napinadar menjadi simbol doa, keberkahan, dan semangat.

Baca: Menikmati Manuk Napinadar, Kuliner Khas Masyarakat Suku Batak

Penggunaan ayam kampung jantan dalam hidangan ini melambangkan keberanian dan kesuksesan. Konon, ayam napinadar dipercaya membawa harapan bagi kesehatan dan kelancaran rezeki bagi mereka yang menikmatinya.

Proses pembuatan ayam napinadar juga sangat istimewa. Daging ayam dipanggang di atas bara arang, memberikan aroma khas yang menggugah selera. Bumbu-bumbu seperti serai, lengkuas, jahe, kunyit, bawang merah, bawang putih, kemiri, dan cabai disangrai terlebih dahulu untuk mengeluarkan aroma dan rasa yang lebih kaya.

Salah satu ciri khas ayam napinadar adalah penggunaan darah ayam sebagai campuran saus. Darah ayam ini dicampur dengan air asam untuk mencegah penggumpalan, lalu dicampur dengan bumbu halus. Meski demikian, bagi umat Muslim, biasanya ayam napinadar dimodifikasi tanpa menggunakan darah ayam.

Ayam napinadar bukan sekadar masakan, tetapi juga bagian dari identitas budaya Batak yang kaya akan makna dan tradisi. Sebuah sajian yang melambangkan nilai-nilai kehidupan, keberanian, dan harapan yang tinggi bagi masyarakatnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!