Kembara

Menelusuri Sejarah Kereta Api di Museum Sawahlunto

×

Menelusuri Sejarah Kereta Api di Museum Sawahlunto

Sebarkan artikel ini
Menelusuri Sejarah Kereta Api di Museum Sawahlunto
Doc. Foto: Pelangi Holidays

PANCAR.ID – SAWAHLUNTO – Sumatra Barat, dengan sejarah panjangnya, tak bisa dilepaskan dari peran penting pertambangan batu bara Ombilin yang pernah menjadi tulang punggung ekonomi daerah ini pada masa kolonial.

Aktivitas pertambangan yang berkembang pesat mendorong lahirnya moda transportasi kereta api di wilayah ini, menghubungkan berbagai titik penting dan menciptakan narasi sejarah yang tak terlupakan.

Warisan bersejarah ini kini dapat ditemukan di Museum Kereta Api Sawahlunto. Berlokasi di sebuah stasiun kereta api yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1894, museum ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang sejarah transportasi di Indonesia.

Stasiun yang pada awalnya hanya digunakan untuk mengangkut batu bara dari tambang Ombilin ke pusat pemerintahan, kini menyajikan koleksi lebih dari 100 benda yang berkaitan dengan dunia kereta api.

Arsitektur bangunan stasiun yang bergaya kolonial menjadi daya tarik utama, menyuguhkan pesona masa lalu. Di dalamnya, terdapat sejumlah lokomotif tua dari berbagai periode, yang dulunya digunakan untuk mengangkut hasil tambang dari Sawahlunto.

Meskipun pada tahun 1986 stasiun ini sempat dihentikan operasionalnya untuk penumpang, kini ia menjadi tempat wisata sejarah yang sangat menarik.

Baca: Petualangan Sejarah dan Hiburan di Museum Angkut Malang

Seiring berjalannya waktu, Stasiun Sawahlunto sempat hampir ditutup pada tahun 2002–2003 akibat habisnya sumber batu bara. Namun, berkat kerjasama antara PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Pemerintah Kota Sawahlunto, stasiun ini akhirnya dialihfungsikan menjadi museum kereta api pada tahun 2005.

Keberadaannya semakin diakui ketika kawasan ini ditetapkan sebagai cagar budaya pada tahun 2007 dan, pada tahun 2019, tambang batu bara Ombilin yang berdekatan dengan museum ini resmi menjadi Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.

Museum ini menyimpan berbagai koleksi berharga, termasuk lokomotif tua, mesin-mesin kereta api yang kini hanya bisa ditemukan di museum, dan berbagai benda peninggalan yang digunakan dalam pengoperasian stasiun pada masa lalu, seperti radio, mesin tik, dan mikrofon.

Foto-foto dokumentasi yang menampilkan berbagai peristiwa penting di Stasiun Sawahlunto juga tersedia untuk membawa pengunjung kembali ke masa lalu.

Museum Kereta Api Sawahlunto, yang terletak di Jalan A. Yani, Pasar, Kecamatan Lembah Segar, Kota Sawahlunto, buka setiap hari dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Dengan tiket masuk yang terjangkau, hanya Rp4.000, pengunjung bisa menikmati wisata sejarah yang memperkenalkan kekayaan warisan budaya Indonesia yang tak ternilai harganya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!