Humaniora

Kisah Ryan Hijmuku, Berdayakan Emak-Emak Lewat Produksi Helm

×

Kisah Ryan Hijmuku, Berdayakan Emak-Emak Lewat Produksi Helm

Sebarkan artikel ini
Kisah Ryan Hijmuku, Berdayakan Emak-Emak Lewat Produksi Helm
Doc. Foto: marketing.co.id

PANCAR.ID – Melihat kenyataan bahwa anak-anak sering berkendara tanpa helm, Riadlul Muminin, atau akrab disapa Ryan, melahirkan Hijmuku, produsen helm anak asal Surabaya. Bermodal keprihatinan terhadap keselamatan anak-anak, Ryan memulai bisnis ini tanpa latar belakang keselamatan atau produksi helm, namun dengan semangat dan keuletan.

Ryan menemukan celah pasar melalui fenomena lokal: mayoritas anak-anak di desanya tidak menggunakan helm saat naik motor. Data dari WHO dan laporan lalu lintas nasional mendukung keputusannya. Kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama kematian anak usia 5–19 tahun, dengan sepeda motor menyumbang 73% kasus.

Berangkat dari fakta itu, Ryan merancang helm anak dengan desain menarik, berbasis Standar Nasional Indonesia (SNI). Helm ini tak hanya aman, tapi juga diminati anak-anak karena tampilannya yang lucu dan unik.

Memulai dari nol, Ryan menghadapi tantangan dalam memproduksi dan memasarkan helmnya. Sebagai mantan teknisi smartphone, ia belajar dari berbagai sumber untuk memastikan helm produksinya memenuhi standar keamanan.

Baca: Kisah Inspiratif Kuswanto, Dari ‘Manusia Pohon’ ke Anugerah Guru Hebat

Kehadiran e-commerce seperti Lazada menjadi penyokong utama dalam memperluas pasar sejak 2019. “Sebagai pemula, tantangan itu pasti ada. Tapi saya percaya, pelan-pelan tapi pasti, hasilnya akan terlihat,” ujarnya.

Keteguhan Ryan berbuah manis. Pada 2022, ia meluncurkan merek helm sendiri, Joykidz, yang kini memproduksi hingga 4.000 helm per hari. Usahanya turut berdampak pada masyarakat sekitar, memberdayakan ratusan ibu-ibu lokal untuk membantu produksi. “The real power of emak-emak. Mereka membantu Hijmuku tetap produktif dan memenuhi pesanan,” tambahnya.

Hijmuku kini tak hanya menjadi solusi keselamatan di Indonesia, tetapi juga bercita-cita untuk menembus pasar Asia Tenggara. “Mimpi saya adalah membawa brand Joykidz untuk meng-helm-kan anak-anak di seluruh Asia Tenggara,” tandasnya.

Kesuksesan Ryan adalah bukti bahwa inovasi berbasis masalah nyata, ketekunan, dan kolaborasi dapat menciptakan dampak yang luas, baik secara ekonomi maupun sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!