Humaniora

Kisah Hendy Gilang, Lulusan Muda dengan Tiga Gelar Prestisius

×

Kisah Hendy Gilang, Lulusan Muda dengan Tiga Gelar Prestisius

Sebarkan artikel ini
Kisah Hendy Gilang, Lulusan Muda dengan Tiga Gelar Prestisius
Doc. Foto: detikcom

PANCAR.ID – Hendy Gilang Syahputra, seorang wisudawan S2 dari Departemen Teknik Material dan Metalurgi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), menorehkan prestasi luar biasa dengan meraih tiga gelar sekaligus pada usia hanya 21 tahun.

Prestasi ini diraihnya melalui program Fast Track dan Double Degree yang ditawarkan oleh ITS, sebuah langkah ambisius yang membedakannya dari mahasiswa lain yang mengikuti jalur pendidikan reguler.

Sejak awal, Hendy memiliki ambisi untuk mencapai prestasi yang berbeda. Melalui program beasiswa Fast Track dan Double Degree, ia berhasil meraih satu gelar sarjana dari ITS dan dua gelar magister, yaitu Master of Science (MSc) dan Master of Engineering (MT) dari National Taiwan University of Science and Technology (NTUST).

“Sekiranya ini dapat menjadi suatu nilai yang berbeda ketika seseorang menilai kita,” ungkap Hendy, yang lahir pada 3 Oktober 2002.

Untuk mendapatkan kesempatan ini, Hendy harus melalui proses seleksi yang ketat. Seleksi tersebut meliputi tahap administrasi, tes psikotes, TOEFL, dan tes tulis.

Ia juga menargetkan untuk lulus program S1 dalam waktu tujuh semester, dan pada akhirnya berhasil lulus di Wisuda ke-127 ITS sebagai lulusan termuda pada hari kedua acara tersebut.

Setelah menyelesaikan program S1, Hendy tidak berhenti di situ. Ia mendaftar pada Taiwan Tech International Dual Degree Program Scholarship, sebuah program kerja sama antara ITS dan NTUST.

Program ini memungkinkan Hendy untuk memperoleh gelar magister dalam waktu yang bersamaan dengan mendapatkan beasiswa. “Ketiga gelar itu saya peroleh dalam kurun waktu lima tahun masa studi,” jelas Hendy.

Selama menyelesaikan Tugas Akhir (TA) pada program S1, Hendy berkonsentrasi pada penelitian di bidang logam, khususnya aluminium foam.

Baca: Kisah Profesor Maila Dinia Masuk Daftar Top 2 Persen Ilmuwan Dunia 2024

Ia menciptakan prototipe aluminium foam yang dirancang untuk berfungsi sebagai crash box pada mobil, bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan melindungi struktur kendaraan. Namun, saat memasuki studi S2, Hendy beralih ke penelitian semikonduktor, bidang yang sangat berbeda dari studi sebelumnya.

Berkat ketekunan dan kerja keras, Hendy berhasil menjadi co-author dalam buku tentang semikonduktor yang ditulis oleh profesornya di NTUST. Tesisnya berfokus pada fotodetektor berbahan perovskite, menunjukkan kemampuan adaptasinya dalam menjelajahi bidang ilmu yang berbeda.

Hendy mengungkapkan bahwa ITS memainkan peranan penting dalam semua pencapaiannya. “Dapat menempuh S2 di dua universitas berbeda negara secara gratis tak lain adalah berkat kapasitas ITS untuk membuka peluang bagi mahasiswanya ke ranah internasional,” katanya.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada para dosen dan tenaga kependidikan di ITS yang telah memberikan dukungan dan mempermudah proses belajarnya.

Dengan keberhasilan yang telah diraihnya, Hendy berharap para mahasiswa lainnya tidak takut untuk mengambil kesempatan melalui program Fast Track dan Joint Degree.

Ia mendorong adik-adik tingkatnya untuk lebih ‘oportunis’ dalam melihat peluang di masa depan. “ITS membuka banyak peluang untuk kita, maka manfaatkanlah sebaik mungkin setiap kesempatan yang ada,” pesan Hendy.

Hendy Gilang Syahputra adalah contoh nyata dari generasi muda yang berani mengambil langkah besar dalam pendidikan. Melalui dedikasi, ketekunan, dan dukungan dari institusi, ia berhasil mencapai prestasi luar biasa dengan meraih tiga gelar dalam waktu singkat.

Keberhasilan Hendy menjadi inspirasi bagi banyak mahasiswa untuk tidak ragu mengambil kesempatan yang ada dan mengejar impian mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!