Humaniora

Novalia Pishesha: Ilmuwan Asal Malang Yang Diakui Berkat Penemuannya

×

Novalia Pishesha: Ilmuwan Asal Malang Yang Diakui Berkat Penemuannya

Sebarkan artikel ini
Novalia Pishesha: Ilmuwan Asal Malang Yang Diakui Berkat Penemuannya

 

Pancar.id – Novalia Pishesha seorang ilmuwan asal Malang, telah berhasil menemukan kandidat vaksin Covid-19 yang menjadi sorotan. Pada November 2021, dia berhasil menemukan kandidat baru vaksin Covid-19 yang sesuai dengan teknologi di Indonesia.

Selanjutnya, Novalia mendirikan perusahaan bernama Cerberus Therapeutics, yang berfokus pada rekayasa sistem kekebalan. Bersama rekannya, Hidde Ploegh dan Harvey Lodish, mereka telah mengabdikan puluhan tahun untuk mengeksplorasi penemuan biologis terkait gangguan autoimun dan penyakit menular.

Tim mereka mengembangkan strategi untuk mengaktifkan atau menonaktifkan sistem kekebalan secara tepat guna merekayasa respons kekebalan sesuai dengan jenis penyakit yang sedang dihadapi.

Novalia Pishesha menceritakan bahwa ketertarikannya pada ilmu dan kesehatan manusia dimulai sejak kecil hingga masa SMA. Ia melihat banyak penderita penyakit seperti lupus dan diabetes tipe 1 di Indonesia yang belum memiliki obat yang efektif.

Awalnya, Novalia bercita-cita menjadi seorang dokter untuk mengobati orang. Namun, setelah eksplorasi lebih lanjut, dia menemukan bahwa profesi bio-engineer atau bioteknologis lebih sesuai dengan minatnya. Dia merasa bahwa profesi ini lebih memungkinkan untuk fokus pada riset dan penemuan terapi terbaru.

Baca: Kisah Inspiratif Monica Hapsari dalam Dunia Seni Rupa

Meskipun jurusan bioengineering tidak tersedia di universitas di Indonesia, dan bahkan di Amerika pun belum banyak program studi serupa, Novalia tetap tekun mengejar cita-citanya. Ia menghadapi banyak kendala, terutama terkait bahasa Inggris dan biaya pendidikan.

Namun, dengan tekad kuat dan berkat beasiswa, dia berhasil memilih dan lulus dari University of California, Berkeley dengan beasiswa penuh.

Setelah mendapatkan gelar sarjana dalam bidang bioengineering, Novalia memutuskan untuk melanjutkan studi S3 di University of California, Berkeley. Meskipun sempat mengalami impostor syndrome, perasaan tidak percaya diri, dia berhasil mendapatkan banyak beasiswa, termasuk dari Stanford dan MIT.

Setelah lulus S3 dengan catatan akademik yang cemerlang, dia mendapat tawaran menjadi First Harvard Junior Fellow. Sekarang, Novalia Pishesha sedang mengejar pendidikan di Harvard dan menjadi instruktur di Rumah Sakit Anak Boston.

Selain itu, dia juga menjadi peneliti di program Postdoctoral Fellow Bhatia Lab di MIT Koch Institute for Integrative Cancer Research, dan membantu mendirikan perusahaan Cerberus Therapeutics di bidang bioteknologi.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!