Pancar.id – Pemerintah Indonesia merespons potensi dampak buruk yang mungkin timbul akibat El Nino dengan mengimplementasikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) secara cermat. Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), segera mengambil langkah-langkah untuk mendistribusikan BLT ini kepada warga negara.
Tujuan utama dari BLT dan bantuan sosial (Bansos) ini adalah untuk memastikan bahwa daya beli masyarakat tetap terjaga, terutama di tengah situasi yang cukup sulit. Presiden Jokowi mengumumkan bahwa bantuan serupa akan terus diberikan selama tiga bulan pertama tahun mendatang, dengan alokasi 10 kilogram beras setiap bulannya.
“Setelah November, kita akan melanjutkan pada bulan Desember dengan alokasi serupa. Artinya, setiap bulan akan ada distribusi bantuan sebanyak 10 kilogram beras. Dan mari kita berdoa agar bantuan ini juga dapat berlanjut hingga bulan-bulan Januari, Februari, dan Maret, masing-masing dengan alokasi 10 kilogram beras,” ungkap Presiden Jokowi.
Bagi warga yang merupakan penerima Program Keluarga Harapan (PKH), pemerintah akan memberikan bantuan tunai sebesar Rp200 ribu setiap bulan selama bulan November dan Desember tahun 2023.
Baca: BLT El Nino: Upaya Pemerintah Menghadapi Dampak Ekonomi El Nino
Presiden Jokowi menjelaskan, “Bagi mereka yang tergabung dalam PKH, pada bulan November dan Desember, akan ada transfer tunai sebesar Rp200 ribu per bulan. Total bantuan akan berbeda antara satu penerima dan yang lainnya, sehingga pada akhir tahun, sebagian penerima akan menerima hingga Rp400 ribu.”
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mencatat bahwa jumlah total anggaran untuk seluruh program bantuan beras sebanyak 10 kilogram per bulan ini mencapai angka signifikan. Awalnya, program ini menghabiskan dana sekitar Rp7,9 triliun pada tahun ini, kemudian ditambah dengan alokasi tambahan sebesar Rp8 triliun, sehingga total anggaran mencapai hampir Rp16 triliun, dan sekarang mendapat tambahan lagi sebesar Rp2,67 triliun.
Dampak dari fenomena iklim El Nino, seperti kekeringan yang melanda sebagian besar pusat produksi padi, menjadi alasan utama di balik pemberian bantuan ini. Pemerintah berharap agar hujan dapat datang sebagai berkah, mengakhiri masa kemarau yang berdampak pada produksi padi di negara ini.