Pancar.id – Jakarta, Kota Megapolitan yang bisa dikatakan hampir kehilangan identitasnya.
Pasalnya, segala tradisi dan budaya yang dimilikinya saat ini mulai pudar akibat arus modernisasi. Padahal, identitas ini sendiri diperlukan agar masyarakat tidak pernah melupakan pijakan kakinya.
Tak hanya tradisi dan budaya, pamor kuliner khas Jakarta juga saat ini sudah semakin jauh dari pendengaran. Sebab, masyarakat dewasa ini lebih menyukai masakan dari luar negeri seperti masakan western, chinese hingga japanese.
Mungkin alasan mereka menyukai itu agar dibilang kekinian. Namun hal itu justru membuat penjual yang memproduksi kuliner khas Jakarta pun pada akhirnya juga menghilang dikarenakan kehilangan pekerjaan dan sumber penghasilannya.
Beberapa kuliner khas Jakarta contohnya saja kue lupis. Kue yang dibuat dari ketan dan dibumbui dengan kelapa ini memiliki rasa yang gurih dan manis.
Rasa gurihnya itu berasal dari ketan yang direndam air garam. Sedangkan untuk rasa manisnya, berasal dari siraman gula aren yang berwarna cokelat kehitaman.
Baca : Sensasi Wajiknya Mandar, Golla Kambu
Selain itu, kalian juga harus mengenal rasa manis dan gurih dari kue kremes. Kue ini berasal dari irisan ubi yang digoreng menyerupai sarang burung.
Itulah sebabnya kue ini juga dinamakan kue sarang burung. Biasanya kue kremes ini disantap sebagai camilan. Namun sayangnya, kue ini sudah jarang ditemui.
Satu lagi yang mulai luput dari indera pengecapan saat ini adalah gemblong. Rasa manisnya yang pekat ini membuat rindu para penggemarnya. Ketan yang dibalut lelehan gula merah juga sudah mulai hilang dari peredaran.
Selain itu, masih banyak kuliner lain khas Jakarta yang mulai langka dan jarang ditemui. Bahkan kerak telor juga hanya bisa dijumpai di waktu dan tempat tertentu saja.
Tak hanya di Jakarta, beberapa kota lainnya juga harus mulai membangun kesadaran akan eksistensi kuliner lokalnya agar tidak menghilang termakan arus modernisasi.*
Baca pula : Nikmati Kelezatan di Setiap Gigitan Pecel Koyor