Pancar.id – Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beragam, memiliki berbagai makanan khas dari berbagai daerahnya. Salah satu di antaranya adalah grontol jagung, sebuah hidangan khas dari Jawa yang jarang ditemui.
Grontol jagung sudah telah ada sejak zaman penjajahan Jepang. Pada masa itu, beras sulit ditemukan, sehingga masyarakat Indonesia mencari alternatif lain untuk bahan makanan pokok, yaitu jagung.
Jagung diolah dengan cara direbus, lalu diberi sedikit garam dan gula, kemudian disajikan dengan purutan kelapa. Hidangan ini memiliki rasav yang lezat dengan rasa manis, gurih, dan sedikit asin.
Makanan ini sangat disukai oleh masyarakat dan pada masa penjajahan Jepang, grontol jagung menjadi makanan pengganti beras yang sulit didapatkan.
Sayangnya, seiring berjalannya waktu, grontol jagung mulai sulit ditemukan. Kini, hidangan ini menjadi jajanan khas dari Jawa Tengah, tetapi minat masyarakat terhadapnya telah berkurang, kerena lebih cenderung memilih jajanan modern seperti sosis dan nugget.
Baca: Kelezatan Beberuk Terong, Citra Rasa Khas Lombok yang Tak Terlupakan
Jika Anda ingin mencoba membuat grontol jagung sendiri di rumah, berikut resepnya:
Bahan:
250 gram jagung manis
1/2 butir kelapa parut
1 lembar daun pandan
Sejumput garam
Air secukupnya untuk merebus
Cara membuat:
1. Rendam jagung semalaman, bisa menggunakan air kapur sirih atau tidak.
2. Kemudian, rebus atau kukus jagung hingga matang dan pecah selama kurang lebih 30 menit.
3. Selanjutnya, kukus kelapa parut dengan sejumput garam dan daun pandan, aduk rata, dan kukus selama kurang lebih 10 menit.
4. Campurkan jagung yang sudah matang dengan olahan kelapa parut tersebut.
5. Grontol jagung siap disajikan.
6. Anda juga bisa menambahkan bahan lain untuk memperkaya rasa, seperti keju, gula merah, atau ketan.
Sebagai masyarakat Indonesia, menjaga budaya adalah tugas kita agar warisan budaya kita tidak hilang oleh zaman. Makanan seperti grontol jagung adalah bagian dari identitas budaya Jawa Tengah. Oleh karena itu, mari jangan pernah melupakan sejarah dan budaya kita, karena semuanya memiliki makna dalam kehidupan kita.