Humaniora

Delegasi RI Tegaskan Reog Tak Didaftarkan Malaysia ke UNESCO

×

Delegasi RI Tegaskan Reog Tak Didaftarkan Malaysia ke UNESCO

Sebarkan artikel ini
Delegasi RI Tegaskan Reog Tak Didaftarkan Malaysia ke UNESCO

 

Pancar.id – Wakil Delegasi Republik Indonesia untuk UNESCO, Ismunandar menegaskan bahwa negara Malaysia saat ini tidak mendaftarkan reog sebagai Warisan Budaya Tak benda (WBTb) miliknya ke UNESCO.

“Saya ingin mengklarifikasi terlebih dahulu, karena kami juga sudah melakukan pengecekan. Jadi, sama sekali tidak benar bahwa negara Malaysia mendaftarkan reog untuk menjadi Warisan Budaya Tak benda ICH di UNESCO,” kata Ismunandar di Metro TV, Selasa 12 April 2022.

Dilansir dari Media Indonesia, seperti yang diketahui bahwa informasi yang sempat ramai menyebutkan kesenian reog diklaim oleh Malaysia untuk didaftarkan ke UNESCO, ternyata tidaklah benar. Tercatat, batas waktu pendaftaran juga sudah ditutup pada 31 Maret 2022 lalu dan tidak ada klaim dari negara tetangga itu.

Dalam kesempatan itu, Ismunandar juga turut menegaskan bahwa Warisan Budaya Tak benda di UNESCO itu bukanlah suatu paten. Jadi sebenarnya tidak tepat juga disebut mengklaim budaya bangsa lain. Karena, beberapa negara yang memiliki suatu budaya yang sama pun bisa bersama mengajukan ke UNESCO.

Baca : Jejak Ayam dari Hewan Kultural Hingga Mistisisme Masyarakat Jawa

“Jadi sekai lagi ya, ini bukan pengakuan paten dan bukan pengakuan asal-usul. Ini juga tidak ada hubungannya dengan itu, karena yang terpenting warisan budaya itu hidup atau lestari di daerah tersebut,” tegasnya.

Pihaknya juga menjelaskan, sebenarnya pendaftaran warisan budaya tak benda ke UNESCO itu berdasarkan pejanjian bersama atau konvensi bersama semua negara anggota. Tercatat saat ini sudah aDa 180 negara yang tergabung di dalamnya.

Tujuannya sendiri adalah untuk meningkatkan kesadaran bahwa warisan budaya tak benada itu penting untuk kehidupan bersama. Karena di sana juga ada nilai-nilai luhur, hal-hal yang penting untuk pembangunan berkelanjutan dan juga untuk meningkatkan kerja sama internasional.

“Jadi, justru yang terpenting itu adalah bagaimana kita bekerjasama untuk melestarikan hal-hal yang sangat penting tadi,” imbuhnya.

Diakuinya, budaya suatu bangsa menjadi warisan UNESCO itu menunjukan identitas bangsa. Selain itu juga bisa menjadi kebanggaan tersendiri bagi pelaku budaya untuk senantiasa menjaga dan melestarikannya.*

Baca pula : Slup-Slupan, Cara Masyarakat Jawa Gelar Syukuran Hunian

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!